Kamis, 26 Mei 2011 Tags: 0 komentar

Metodologi Pembelajaran

Metodologi Pembelajaran dapat diartikan sebagai pembahasan ilmiah tentang cara-cara mengajar. Metode-metode tersebut memuat berbagai macam cara, usaha atau prosedur dalam rangka kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir, yaitu penguasaan materi secara terarah, efektif dan optimal.

Rabu, 25 Mei 2011 Tags: 0 komentar

F e m i n i s m e

SAYA INI MILIK SIAPA atau UNTUK SIAPA ?
"AKU bukanlah pemilik kehidupanku sendiri. Hidupku kupersembahkan bagi perjuangan rakyatku. Para tentara dapat membunuhku setiap saat. Namun, saat itu haruslah ketika aku sedang bertugas. Di sanalah darahku akan tertumpah secara tidak sia-sia melainkan menjadi kesaksian bagi rakyatku."
Me Lamo Rigoberta Menchz, yasmme nacmo la conciencia (1992)

Senin, 23 Mei 2011 Tags: 0 komentar

TEORI REALITAS

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PSIKOLOGI KONSELING

 Oleh : Abdullah Mahdi

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011

Minggu, 08 Mei 2011 Tags: 0 komentar

Situs Pencari Tanggal Kematian

Situs Pencari Tanggal Kematian!! Coba  buka situs yang satu ini:


serem hiii... tu situs ngeramalin kematian kita kapan gitu...

Meski situs ini terkesan serius, pesan ane, untuk iseng2 aja ya! Situs ini sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan kita betapa singkatnya hidup ini. Oleh krn itu manfaatkanlah dengan sebaik2nya ...

Semoga bermanfaat ...

Jumat, 06 Mei 2011 Tags: 0 komentar

Tauhid - Aqoid 50

Aqaidul iman 50 ( Jawa: mu’taqot 50 ), yaitu kajian ilmu tauhid, sebagai dasar landasan utama pengenalan kepada Allah SWT, sebagai bahan masukan disini, bukan untuk membenarkan keyakinan saya dan menyalahkan yang lain atau sebaliknya, tapi sebagai tambahan ilmu, kalau dianggap baik, silahkan diambil, kalau tidak silahkan ditinggalkan, tidak ada paksaan, tidak ada judgment dan vonis.

Rabu, 04 Mei 2011 Tags: 0 komentar

Tips Cara Memperbaiki/membetulkan Flash Disk yang mati

tips flash disk,cara membetulkan flash disk ,membetulkan flash disk
Tips Cara Memperbaiki/membetulkan Flash Disk yang mati,untuk bisa memperbaiki flash disk gampang-gampang susa untuk memperbaiki flash disk mati biasanya kamu menghadapi seperti ini :

Saat flash disk tertancap di komputer win XP, sedang dipakai namun tiba-tiba windows hank alias frozen. Setelah komputer di booting paksa dan di hidupkan lagi, ternyata flash disk yang tertancap tadi mati. Falsh disk tidak bisa bekerja lagi. Windows mendeteksi kapasitasnya 0 MB dan mengeluarkan pesan untuk memformatnya. Dicoba untuk di format gagal juga. Akhirnya gak terpakai lagi deh tuh Flash disk.

Cara memperbaiki flashdisk rusak ( 70% berhasil asalkan flashdisk terdetect oleh SO Windows)


Berangkat dari pengalaman pribadi dan teman-teman yang sering mengalami masalah dengan USB Flashdisk yang tidak bisa diformat ataupun file systemnya berformat RAW saya mencoba mencari cara/tool yang ampuh untuk memperbaiki flashdisk-flashdisk  yang rusak tersebut. Pada awalnya saya direkomendasikan menggunakan HP Drive Boot Key, HDD Low Level Format tool, dan format tool lainnya  yang banyak dianjurkan pada website atau blog-blog, tapi ternyata tool-tool tersebut tidak “sepamungkas” yang diharapkan karena hanya pada beberapa kasus kerusakan saja tool tersebut dapat menjalankan fungsinya dalam memperbaiki flashdisk yang rusak tersebut.

Majaz 'aqli

Arti Majaz 'Aqli, ialah mengisnadkan fi'il atau syibihnya, isim fa'il dan sebagainya yang bisa beramal seperti amal fi'ilnya, diisnadkan kepada mulabasnya yang bukan sebenarnya, yaitu fi'il mabni fa'il, seperti: bukan kepada mulabas yang seharusnya, ialah fa'il, melainkan kepada maf'ulnya dan fi'il mabni maf'ul bukan kepada naib fa'ilnya, seperti . Arti asalnya: pakaian yang memakainya. Padahal maksudnya: pakaian yang dipakai.

Membuang Musnad Ilaih


Artinya: Musnad ilaih harus dibuang, kalau:
  1. Sudah diketahui maksudnya oleh pendengar, seperti lafazh dalam menjawab: dsb.

Musnad Ilaih dengan Lam ta'rif atau Lam alif

Musnad ilaih yang dima'rifatkan dengan lam-ta'rif terbagi kepada:

1.Ma'hud (lil'ahdi), yaitu sesuatu bagian yang sudah diketahui oleh mutakallim dan mukhathab:
2.Hakekat keseluruhan

Musnad Ilaih dengan Athaf bayan


Artinya:
"Mengathafkan Ulama ahli Ma'ani kepada musnad ilaih dengan athaf bayan, maksudnya untuk menjelaskan dengan isim khas".

Musnad Ilaih dengan Idhafat


Artinya: "(Musnad ilaih) dengan idhafat, dimaksudkan untuk:
1. Mencakup semua afrad; 2. Mempersingkat; 3. Memuliakan mudhaf 4. Memuliakan mudhaf ilaih; 5. Menghinakan mudhaf; 6. Menghinakan mudhaf ilaih; 7. Menghinakan mudhaf dan mudhaf ilaih; 8. Merasa bosan; 9. Menyamakan derajat; 10. Menyembunyikan musnad ilaih dari selain mukhathab; 11. Menyegerakan pendengar agar memuliakan atau menghinakan; 12. Idhafat menyimpan majaz; dan 13. Memperolok-olokkan".
Contoh-contohnya, ialah:

  1. Untuk hasar, seperti:

    Artinya: "Hamba-hamba Allah berdiam dengan tenang di bawah jalan qadar".
  2. Untuk ikhtisar, seperti:

    Artinya: "Kekasihku beserta rombongan penunggang kendaraan bangsa Yaman, berjalan jauh mengembara, sedangkan diriku diikat di Mekkah".
  3. Untuk memuliakan mudhaf, seperti:

    Artinya: "Umat Nabi Muhammad SAW dicintai Allah". Umatnya ikut mulia.
  4. Memuliakan mudhaf ilaih, seperti:

    Artinya: "Nabi kita Muhammad SAW manusia yang paling afdhal". Kita ikut mulia.
  5. Menghinakan mudhaf, seperti:

    Artinya: "Anak orang kikir, hadir". Anaknya ikut hina.
  6. Menghinakan mudhaf Ilaih, seperti:

    Artinya: "Saudaramu yang dicela, hadir". Mukhathab ikut tercela.
  7. Menghinakan orang lain, seperti:

    Artinya: "Anak peminum arak menyertai Zaid". Zaid ikut hina, sebab disertai oleh anak peminum arak.
  8. Menyamakan derajat, seperti:

    Artinya: "Para Ulama Negara sudah hadir".
  9. Membosankan kalau menyebut semuanya, seperti:

    Artinya: "Penduduk Negara sudah hadir".
  10. Menyembunyikan musnad ilaih, seperti:

    Artinya: "Sahabatmu telah berubah tingkahnya".
  11. Menyegerakan pendengar agar menghormati, seperti:

    Artinya: "Sahabatmu telah datang di rumahmu".
  12. Menyegerakan pendengar agar menghinakan, seperti:

    Artinya: "Musuhmu bermaksud mendekatimu".
  13. Idhafat menyimpan majaz, seperti:

    Artinya: "Sebaik-baiknya tempat, ialah tempatnya orang muttaqin". Yaitu Syurga. Padahal di syurga itu tempat orang muttaqin, tempat bidadari dan malaikat. Dengan diidhafatkannya lafazh kepada muttaqqin, mengandung pengertian mengenai ketentuan orang muttaqin masuk syurga. Disinilah letaknya majaz, yaitu ikhtishas.
  14. Memperolok-olokkan, seperti katamu kepada orangs yang memberi sesuatu sedikit sekali: = Pemberianmu hebat. Yang diperolok-olok mudhafnya, yaitu mukhathab, seperti katamu kepada orang yang kikir: = Kemurahanmu termasyhur.

Musnad Ilaih dengan Isim isyarah


Artinya: (Musnad ilaih) dengan isim isyarah, dimaksudkan untuk:

Musnad Ilaih dengan Isim nakirah

Artinya: "Ulama ahli Ma'ani membikin musnad ilaih dengan isim nakirah dengan maksud untuk:1. memencilkan; 2. menganggap banyak; 3. menganggap bermacam-macam; 4. mengagungkan; 5. menghinakan; 6. sebab bodoh atau pura-pura bodoh; 7. menakut-nakuti; 8. menyenangkan; 9. menipu/menyamarkan; 10. memperkecil".

Musnad Ilaih dengan sifat


Artinya: "(Musnad ilaih) yang disifati dimaksudkan untuk: 1. membuka pengertian; 2. menentukan dengan sedikit isytirak atau menghilangkan samar; 3. mencela; 4. memuji; 5. taukid; dan 6. menash (menjelaskan)".

Musnad Ilaih dengan Taukid

Artinya: "Ulama ahli Ma'ani mentaukidi musnad ilaih dengan maksud untuk:

  1. menentukan musnad ilaih sekira tidak ada sangkaan lain;
  2. membersihkan dari sangkaan lupa;
  3. atau dari sangkaan majaz;
  4. atau dari sangkaan khusus/menolak sangkaan tidak mencakup umum."

Musnad Ilaih dengan Isim 'alam

Musnad ilaih dengan isim alam dimaksudkan untuk:

Artinya: "Adapun musnad ilaih dengan isim alam, dimaksudkan:

  1. supaya hasil/berkesan pada permulaan hati pendengar itu nama orang tsb;
  2. supaya mendapatkan berkah;
  3. sebab enak mengucapkannya;
  4. supaya mendapat perhatian pendengar;
  5. karena mengagungkan;
  6. karena menghinakan; dan
  7. karena kinayah".

Musnad Ilaih dengan Isim Dhamir

Musnad Ilaih itu adakalanya dengan isim ma'rifat atau dengan isim nakirah, sebagaimana yang diterangkan dalam ilmu Nahwu.
Isim ma'rifat itu bermacam-macam tandanya, dan yang akan dibahas dalam bab ini ialah mengenai tujuan dibikinnya dari isim ma'rifat. Sedangkan soal tanda ma'rifat, dibahas dalam ilmu Nahwu.

Artinya: "Adapun keadaan musnad ilaih dima'rifatkan dengan isim dhamir, adalah karena memperhitungkan tempatnya sebagaimana telah diketahui dalam ilmu Nahwu".

Musnad Ilaih dengan Isim maushul

Musnad ilaih dengan isim mausul dimaksudkan untuk:

Artinya: "Adapun keadaan musnad ilaih dengan isim mausul, ialah untuk:

  1. menganggap hebat/dahsyat akan sesuatu perkara;
  2. mengkonkritkan akan tujuan;
  3. menganggap jijik dengan menyebut musnad ilaih;
  4. memperlihatkan kesalahan mukhathab;
  5. mengisyaratkan pembentukan musnad/khabar;
  6. menghadapkan jiwa pendengar agar sungguh-sungguh;
  7. memberi tahu bahwa pendengar belum mengetahui selain silah mausulnya".
Contoh-contohnya, sebagai berikut:
  1. Untuk tafkhim (menganggap hebat), seperti:

    Artinya: "Telah menenggelamkan kepada kafir-kafir itu, kejadian yang dahsyat yang menenggelamkan mereka dari laut gelombang besar".
    Kalau dikatakan: gelombang besar, kedengarannya tidak sehebat kata-kata tersebut.
  2. Untuk taqrir (mengkonkritkan), seperti:

    Artinya: "Dan telah menggoda kepada Nabi Yusuf, yaitu wanita (Zulaikha) yang mana Yusuf berada di rumahnya untuk menundukkan diri Yusuf (kepadanya)".
    Dengan kata-kata tersebut, lebih menunjukkan kebersihan/kekuatan mental Nabi Yusuf dari godaan wanita di waktu beliau berada di rumahnya dan lebih positif dari kata-kata: Isteri pembesar atau Zulaikha telah menggoda Yusuf.
  3. Untuk hujnah (menganggap jijik), seperti:
    = Telah datang orang yang telah menemuimu kemarin. Dengan maksud orang tersebut adalah jahat atau hina.
  4. Untuk tauhim (menunjukkan kesalahan), seperti:

    Artinya: "Sesungguhnya mahluk-mahluk yang kamu sekalian sembah selain Allah, tidak mempunyai rejeki untuk kamu sekalian".
    Atau kata sya'ir:
    Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kamu anggap saudaramu, merasa sembuh dendam hatinya kalau kamu sekalian celaka".
  5. Untuk iima-un (berisyarat untuk membentuk musnad), seperti:

    Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang sombong enggan beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahanam serta hina dina".
    Maksudnya: kesombongan mereka itu memasukkan kedalam neraka.
    Atau untuk mengagungkan musnad, seperti:

    Artinya: "Sesungguhnya Dzat yang mengangkat langit telah mendirikan rumah bagi kita yang tiang-tiangnya lebih baik dan lebih tinggi". Menunjukkan kebesaran dan keindahan rumah itu.
    Atau untuk mengagungkan orang lain, seperti:

    Artinya: "Orang yang menyetujuimu berhak mendapat kehormatan".
    Kata-kata itu menunjukkan keagungan mukhathab dan yang menyetujuinya.
    Atau menunjukkan kehinaan orang lain, seperti:

    Artinya: "Orang yang menyalahimu berhak mendapat kehinaan".
  6. Untuk taujihus-sami' (menghadapkan jiwa pendengar), seperti:

    Artinya: "Adapun yang menggoncangkan daratan itu, ialah kejadian hidup baru bagi seluruh jiwa pada hari kiamat".
  7. Untuk faqdzi-ilmin (memberi tahu bahwa pendengar belum tahu), seperti:

    Artinya: "Orang yang memberi makanan kepada kita kemarin, telah datang hari ini pada kita+".
    Atau si mutakallim yang belum tahu, seperti:

    Artinya: "Adapun mahluk-mahluk yang berada di sekeliling kita yang terdiri dari jin, saya belum mengetahui mereka". Atau mutakallim dan mukhathab pun belum mengetahuinya, ganti saja kalimat dengan .