Rabu, 09 Maret 2011
Brisbane, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Dr. Ali Maschan Musa, mengatakan, wacana azas tunggal Pancasila bagi partai politik sebaiknya dihentikan karena menarik Pancasila kembali ke ranah politik akan membuat nasibnya sama seperti P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
"Seharusnya ideologi Pancasila itu menjadi titik temu tapi kalau kembali Pancasila itu ditarik ke ’politically engineering’ (rekayasa secara politis), nanti ke P4 lagi," katanya, di Brisbane.
Ali Maschan Musa yang hari Selasa bertolak ke Canberra setelah Senin malam memberikan ceramah Ramadhan kepada belasan anggota Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Brisbane (IISB), mengatakan, sebenarnya yang terpenting saat ini adalah bagaimana menginternalisasi nilai-nilai Pancasila itu ke dalam kehidupan berbangsa tanpa monopoli negara.
Selama ini, Indonesia menjadi rusak karena posisi negara lebih dominan dan kuat dibandingkan bangsa (nation). Untuk kembali dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila itu, semua pemimpin di masyarakat perlu duduk kembali seperti tahun 1928 untuk mendialogkan masalah ini, sedangkan pemerintah cukup berfungsi sebagai fasilitator, katanya.
Dalam pandangan tokoh NU yang juga dosen pascasarjana IAIN Surabaya itu, saat ini yang mendesak adalah negara memenuhi hak-hak warganegara secara baik.
Wacana Pancasila menjadi azas tunggal bagi partai politik kembali mencuat setelah partai politik beraliran nasionalis sekuler, seperti Partai Golkar, mengusulkan azas tunggal Pancasila dan NKRI bagi partai politik dalam pembahasan RUU tentang Partai Politik di DPR RI.
Wakil Ketua DPP Partai Golkar yang juga Ketua DPR-RI Agung Laksono menegaskan bahwa azas tunggal Pancasila sudah menjadi "harga mati" bagi partainya. "Bagi Golkar azas tunggal sudah harga mati. PDIP juga begitu," katanya.
Usul Golkar itu sudah disampaikan dalam pembahasan RUU tentang Parpol namun Golkar tetap membuka peluang untuk mendiskusikannya dengan partai lain, kata Agung Laksono.
Dr.Ali Maschan Musa yang meraih doktor bidang politiknya dari Universitas Airlangga Surabaya itu berada di Brisbane sebagai rangkaian kegiatan Safari Ramadhannya selama lima hari sejak Minggu (30/9) ke beberapa kota penting Australia.
Selain berceramah di depan anggota komunitas Muslim di Brisbane, Ali Maschan Musa juga bertemu warga Muslim Indonesia di Adelaide, Canberra, Melbourne, dan Sydney. (ant/sir)
No Response to "Wacana Azas Tunggal Pancasila Sebaiknya Dihentikan"
Posting Komentar