Sabtu, 12 Maret 2011 Tags: 0 komentar

Teori Traid and Faktor Dalam Perspektif Islam

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan Konseling Islami



 


Oleh kelompok 4 :
Abdullah Mahdi    : D03208061


Dosen pembimbing:
Drs. Masyhudi Ahmad


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
SURABAYA
2010


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Tokoh yang paling menonjol dari teori traid and factor adalah Williamson, karena pandangan konsepnya telah banyak dipublikasikan dalam berbaga artikel dalam bentuk jurnal, dan buku-buku. Teori sifat dan factor erring pula disebut dengan konseling direktif atau konseling yang berpusat pada konselor.
Teori ini telah berkembang secara dinamis, yang pada mulanya berupa pendekatan konseling vokasional, kemudian berkembang ke dalam lingkup yang lebih luas yang tidak hanya segi volkanisional, akan tetapi mencakup aspek perkembangan secara keseluruhan.

  1. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana konsep utama konseling traid and factor dalam prespektif islam?
    2. Bagaimana proses konseling dari teori traid and factor dalam prespektif islam ?
    3. Bagaimana teknik penerpan teori konseling trait and factor dalam prespektif islam ?

  1. Tujuan
    1. Untuk mengetahui bagaimana konsep utama dari konseling traid and factor dalam prespektif islam.
    2. Untuk mengetahui bagaimana proses konseling dari teori traid and factor dalam prespektif islam.
    3. Untuk mengetahui bagaimana teknik penerapan dari teori konseling traid and factor dalam prespektif islam

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Konsep Utama Konseling Traid And Factor Dalam Prespektif Islam.
            Menurut teori traid factor ini, kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau factor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti, kecakapan, minat, dan sikap. Hal yang paling mendasar bagi konseling traid and factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman dri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. dan pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.[1]
Menurut Williamson dalam teori ini mempunyai maksud yakni untuk membantu perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. Dan tugas kita sebagai konselor dalam menerapkan teori konseling traid and factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir. Konseling ini juga dilaksanakan dengan membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidak mampuan, keterbatasan diri, dan membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian. Dan dalam hubungan konseling ini individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalahnya. Dan dari pengalaman ini individu belajar untuk menghapi situasi konflik di masa mendatang. Dalam QS. Al A'rof ayat 179 dijelaskan ;
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩)
Artinya; Dan sesungguhnya  kami jadikan untuk isi neraka jahannnam  kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tadak dipergunakan untuk memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat, dan mereka mempunyai telinga(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar.  Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang lalai.
Adapun pokok yang mendasari teori konseling sifat dan factor adalah diantaranya sebagai berikut :[2]
a.       Pola kepribadian dan minat berkorelasi dengan prilaku kerja tertentu.
b.      Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda dan dalam hal ini dapat ditentukan. Individu akan belajar dengan mudah dan efektif apabila potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.
c.       Baik klien atau konselor hendaknya mendiagnosa potensi klien untuk mengawali penempatan dalam kurikulum atau pekerjaan.
d.      Setiap orang mempunyai kecakapan dan keinginan untuk mengidentifikasi secara kognitif komampuannya sendiri.


  1. Proses Konseling Teori Traid And Factor Dalam Prespektif Islam.
Peranan konselor menurut teori traid dan factor adalah memberitahukan konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konslor melalui hasil testing. Berdasarkan dari hasil testing pula ia mengetahui kelemahan dan kekuatan kepribadian konseli. Dan konselor membantu konseli menentukan tujuan yang akan dicapainya sesuai dengan bakat hasil tes.[3]
Hubungan konseling memang sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu atas apa aja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik baginya.
Proses konseling traid and factor dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a.       Analisis
Analisis merupakan tahapan kegiatan yang terdiri dari pengumpulan informasi dan data mengenai klien atau konseli.
b.      Sintesis
Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemkian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, kelemahan serta kekuatannya, dan kemampuan penyesuaian diri.
c.       Diagnosis
Diagnosis pengambilan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Adapun diagnosis meliputi 5 langkah penting, yaitu :
·        Identifikasi masalah
·        Menentukan sebab-sebab
·        Prognosis
·        Konseling
·        Tindak lanjut

  1. Teknik Penerapan Konseling Traid And Factor Dalam Perspektif islam
Teknik konseling sifatnya khusus bagi setiap individu dan masalahnya. Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dank lien secara khusus. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah :[4]
    1. Pendekatan iman
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui penataan cara pikir manusia supaya memiliki pola piker positif
Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.

    1. Pendekatan islam
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui berbagai latihan, kebiasaan, dan belajar dari pengalaman.
Konseli harus dapat memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Hal ini menuntut konselor untuk menafsirkan data secermat mungkin.
    1. Pendekatan Ikhsan
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui perbuatan nyata dari karakter seseorang sehingga memunculkan potensi. Berdasarkan dari cara berpikir positif tertentu ditambah dengan pengalaman hasil dari latihan dan pembiasaan akan cenderung melahirkan sosok individu yang lebih cenderung terhadap potensi yang lebih baik.
    1. Pemberian nasihat dan perencanaan program kegiatan
Ada 4 metode dalam pemberian nasihat yang dapat digunakan oleh konselor, yaitu:[5]
·        Metode ilmiah atau Nasihat Langsung
            Dimana konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.
·        Metode Keyakinan
            Metode berdasarkan suatu keyakinan yang kuatyang dimiliki seseorang, meliputi:
a.       ilmul yaqin: suatu keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu                                   secara teoritis.(Q.S At Takasur; 102:1-5)
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (١) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (٢) كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣) ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (٤) كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (٥)
Artinya: bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk kedalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Kemudian sekali-kali tidak ! kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak ! sekiranya kamu mengetahui dengan pasrah.

b.      Ainul Yaqin: suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata kepala secara langsung. (QS. At Takasur; 102:6-7).
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (٦) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (٧)
Artinya: niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim. Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepalamu sendiri.

c.       Haqqul Yaqin: suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan dan penghayatan atas pengalaman,peneliti sekaligus sebagai pelaku.
d.      Kalamul Yaqin: suatu keyakinan yang sempurna dan lengkap, dibangun bersarkan  keyakinan dan pengamatan dan penghayatan teoritis
·        Metode Otoritas
      Metode dengan metode otoritas yang dimiliki sesorang berdsarkan keahlian, kewibawaan, dan pengaruh positif.
·        Metode intuisi
            Metode berdasarkan ilham yang bersifat wahyu yang dtangnya dari allah. Metode ini sering digunakan oleh para sufi karena kedekatan kepada allah sehingga memiliki mata hati atau bashiroh yang tajam dan mukhasafah atau tersingkapnya alam keghoiban.

    1. Alih tangan kasus
Jika konselor merasa tidak mampu menangani masalah konseli, maka dia harus merujuk konseli kepada pihak lain yang dipandang lebih kompeten untuk membantu konseli.



BAB III
PENUTUP

Menurut teori traid factor ini, kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau factor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti, kecakapan, minat, dan sikap. Hal yang paling mendasar bagi konseling traid and factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman dri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. dan pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.
Proses konseling traid and factor dibagi dalam 3 tahap yaitu :
d.      Analisis
Analisis merupakan tahapan kegiatan yang terdiri dari pengumpulan informasi dan data mengenai klien atau konseli.
e.       Sintesis
Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemkian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, kelemahan serta kekuatannya, dan kemampuan penyesuaian diri.
f.        Diagnosis
Diagnosis pengambilan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Adapun diagnosis meliputi 5 langkah penting, yaitu :
·        Identifikasi masalah
·        Menentukan sebab-sebab
·        Prognosis
·        Konseling
·        Tindak lanjut
Teknik-teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah :
    1. Pendekatan iman
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui penataan cara pikir manusia supaya memiliki pola piker positif
Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.
    1. Pendekatan islam
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui berbagai latihan, kebiasaan, dan belajar dari pengalaman.
Konseli harus dapat memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Hal ini menuntut konselor untuk menafsirkan data secermat mungkin.
    1. Pendekatan Ikhsan
Suatu pendekatan yang digunakan islam dalam membangun manusia sehat secara rohani, jiwa, dan jasmani melalui perbuatan nyata dari karakter seseorang sehingga memunculkan potensi. Berdasarkan dari cara berpikir positif tertentu ditambah dengan pengalaman hasil dari latihan dan pembiasaan akan cenderung melahirkan sosok individu yang lebih cenderung terhadap potensi yang lebih baik.












DAFTAR PUSTAKA
                        Surya Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Bani Quraisy.
                        Phisniwati. 2008. Psikologi Konseling. Yogyakarta: Sukses Offset.
Mustofa Agus. 2005. Menyelam Ke Samudra Jiwa dan Ruh. Surabaya: Bina Ilmu.


[1] Surya Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung, Bani Quraisy. Hal.3
[2] Surya Muhammad. Teori-Teori Konseling. Hal. 4-5
[3] Surya Muhammad. Teori-Teori konseling. Hal.5
[4] Surya Muhammad. Teori-Teori Konseling. Hal.8-10
[5] Pihaniswati.2008.Psikologo kenseling. Jogjakarta. Sukses Offset. Hal168-169

No Response to "Teori Traid and Faktor Dalam Perspektif Islam"

Posting Komentar