Clock
Labels
- Artikel (25)
- artikel tokoh (2)
- Bahasa Arab (45)
- Dekstop Wallpaper (2)
- download (13)
- download lagu (1)
- download software kitab (1)
- helty (1)
- history (2)
- Islam itu indah (5)
- kajian filsafat (1)
- ke PMII an (1)
- komputer (2)
- Kosakata Bahasa Jepang 3 (1)
- layanan konseling kelompok (1)
- makalah (7)
- makalah fiqih (1)
- makna Al Fatihah (1)
- NUSANTARA (1)
- opsipol (1)
- Peran Bimbingan dan Konseling (1)
- PERAN GURU KELAS (1)
- Peranan sekolah dalam karier (1)
- Profesi Bimbingan dan Konseling (1)
- rahasia (1)
- rahasia cinta (3)
- sejarah angka (1)
- tafsir tarbawi (1)
- Tutorial Blog (1)
- unik (2)
About Me
- Unknown
Followers
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Portfolio showcase
Entri Populer
- contoh proposal kegiatan MAULID NABI
- PERAN KONSELOR DALAM BIMBNGAN KARIER
- MAKALAH PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, SERTA KOGNITIF PADA ANAK
- Kosakata Bahasa Jepang : Kata Benda
- Tauhid - Aqoid 50
- TEORI REALITAS
- MAKALAH PENGARUH PERAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI ANAK
- Surah al-Fâtihah dalam Perspektif Pendidikan Akhlak Berbasis Tauhîd
- I'rob dan Tandanya
- Sembilan Keturunan Setan Sembilan Keturunan Setan
Blogger Login Form
Widget edited by Bahauddin Amyasi
Blog Archive
-
▼
2011
(129)
-
▼
Mei
(56)
- Metodologi Pembelajaran
- F e m i n i s m e
- TEORI REALITAS
- Situs Pencari Tanggal Kematian
- Tauhid - Aqoid 50
- Tips Cara Memperbaiki/membetulkan Flash Disk yang ...
- Cara memperbaiki flashdisk rusak ( 70% berhasil as...
- Majaz 'aqli
- Membuang Musnad Ilaih
- Musnad Ilaih dengan Lam ta'rif atau Lam alif
- Musnad Ilaih dengan Athaf bayan
- Musnad Ilaih dengan Idhafat
- Musnad Ilaih dengan Isim isyarah
- Musnad Ilaih dengan Isim nakirah
- Musnad Ilaih dengan sifat
- Musnad Ilaih dengan Taukid
- Musnad Ilaih dengan Isim 'alam
- Musnad Ilaih dengan Isim Dhamir
- Musnad Ilaih dengan Isim maushul
- Musnad Ilaih dipisahkan dengan Isim dhamir
- Musdan Ilaih yang dibidali dengan Berathaf nasaq
- Musnad Ilaih yang harus dijelaskan
- Fi'il tsulatsi mujarrad
- Fi'il ruba'i mujarrad dan Mulhaq bih
- Fi'il Tsulatsi Mazid
- Masdhar dan Lafazh yang dikeluarkan darinya
- Fasal tentang keadaan Fi'il madli bina'ma' lum dan...
- Fasal Tentang Fi'il amar hadlir, Isim fa'il, Isim ...
- Kalam
- 'Athaf
- Badal
- Fa' il
- Fi' il - Fi' il
- Haal
- I' rab
- Isim Ma'rifat
- Isim Nakirah
- Isim yang di Rafa'-kan
- Istitsna'
- Isim yang diJerkan
- Laa
- Mashdar
- Maf ' ul bih
- Isim yang di Nashab-kan
- I'rob dan Tandanya
- Mubtada dan Khabar
- Munada (seruan)
- Naibul fa' il
- Tamyiz
- Taukid
- Zharaf zaman dan Zharaf makan
- Na'at
- Cara Memasang hiasan jam pada Blog
- Cara Membuat Text Bergerak Di Tab Browser
- Free Download ARTAV antivirus
- 5 HAL SERUPA NAMUN TAK SAMA
-
▼
Mei
(56)
Teks gerak
Aqaidul iman 50 ( Jawa: mu’taqot 50 ), yaitu kajian ilmu tauhid, sebagai dasar landasan utama pengenalan kepada Allah SWT, sebagai bahan masukan disini, bukan untuk membenarkan keyakinan saya dan menyalahkan yang lain atau sebaliknya, tapi sebagai tambahan ilmu, kalau dianggap baik, silahkan diambil, kalau tidak silahkan ditinggalkan, tidak ada paksaan, tidak ada judgment dan vonis.
Tips Cara Memperbaiki/membetulkan Flash Disk yang mati,untuk bisa memperbaiki flash disk gampang-gampang susa untuk memperbaiki flash disk mati biasanya kamu menghadapi seperti ini :
Saat flash disk tertancap di komputer win XP, sedang dipakai namun tiba-tiba windows hank alias frozen. Setelah komputer di booting paksa dan di hidupkan lagi, ternyata flash disk yang tertancap tadi mati. Falsh disk tidak bisa bekerja lagi. Windows mendeteksi kapasitasnya 0 MB dan mengeluarkan pesan untuk memformatnya. Dicoba untuk di format gagal juga. Akhirnya gak terpakai lagi deh tuh Flash disk.
|
Artinya: Musnad ilaih harus dibuang, kalau:
- Sudah diketahui maksudnya oleh pendengar, seperti lafazh dalam menjawab: dsb.
Musnad ilaih yang dima'rifatkan dengan lam-ta'rif terbagi kepada:
1. | Ma'hud (lil'ahdi), yaitu sesuatu bagian yang sudah diketahui oleh mutakallim dan mukhathab: | |
2. | Hakekat keseluruhan |
Artinya:
"Mengathafkan Ulama ahli Ma'ani kepada musnad ilaih dengan athaf bayan, maksudnya untuk menjelaskan dengan isim khas".
Artinya: "(Musnad ilaih) dengan idhafat, dimaksudkan untuk:
1. Mencakup semua afrad; 2. Mempersingkat; 3. Memuliakan mudhaf 4. Memuliakan mudhaf ilaih; 5. Menghinakan mudhaf; 6. Menghinakan mudhaf ilaih; 7. Menghinakan mudhaf dan mudhaf ilaih; 8. Merasa bosan; 9. Menyamakan derajat; 10. Menyembunyikan musnad ilaih dari selain mukhathab; 11. Menyegerakan pendengar agar memuliakan atau menghinakan; 12. Idhafat menyimpan majaz; dan 13. Memperolok-olokkan".
Contoh-contohnya, ialah:
- Untuk hasar, seperti:
Artinya: "Hamba-hamba Allah berdiam dengan tenang di bawah jalan qadar". - Untuk ikhtisar, seperti:
Artinya: "Kekasihku beserta rombongan penunggang kendaraan bangsa Yaman, berjalan jauh mengembara, sedangkan diriku diikat di Mekkah". - Untuk memuliakan mudhaf, seperti:
Artinya: "Umat Nabi Muhammad SAW dicintai Allah". Umatnya ikut mulia. - Memuliakan mudhaf ilaih, seperti:
Artinya: "Nabi kita Muhammad SAW manusia yang paling afdhal". Kita ikut mulia. - Menghinakan mudhaf, seperti:
Artinya: "Anak orang kikir, hadir". Anaknya ikut hina. - Menghinakan mudhaf Ilaih, seperti:
Artinya: "Saudaramu yang dicela, hadir". Mukhathab ikut tercela. - Menghinakan orang lain, seperti:
Artinya: "Anak peminum arak menyertai Zaid". Zaid ikut hina, sebab disertai oleh anak peminum arak. - Menyamakan derajat, seperti:
Artinya: "Para Ulama Negara sudah hadir". - Membosankan kalau menyebut semuanya, seperti:
Artinya: "Penduduk Negara sudah hadir". - Menyembunyikan musnad ilaih, seperti:
Artinya: "Sahabatmu telah berubah tingkahnya". - Menyegerakan pendengar agar menghormati, seperti:
Artinya: "Sahabatmu telah datang di rumahmu". - Menyegerakan pendengar agar menghinakan, seperti:
Artinya: "Musuhmu bermaksud mendekatimu". - Idhafat menyimpan majaz, seperti:
Artinya: "Sebaik-baiknya tempat, ialah tempatnya orang muttaqin". Yaitu Syurga. Padahal di syurga itu tempat orang muttaqin, tempat bidadari dan malaikat. Dengan diidhafatkannya lafazh kepada muttaqqin, mengandung pengertian mengenai ketentuan orang muttaqin masuk syurga. Disinilah letaknya majaz, yaitu ikhtishas. - Memperolok-olokkan, seperti katamu kepada orangs yang memberi sesuatu sedikit sekali: = Pemberianmu hebat. Yang diperolok-olok mudhafnya, yaitu mukhathab, seperti katamu kepada orang yang kikir: = Kemurahanmu termasyhur.
Artinya: "Ulama ahli Ma'ani membikin musnad ilaih dengan isim nakirah dengan maksud untuk:1. memencilkan; 2. menganggap banyak; 3. menganggap bermacam-macam; 4. mengagungkan; 5. menghinakan; 6. sebab bodoh atau pura-pura bodoh; 7. menakut-nakuti; 8. menyenangkan; 9. menipu/menyamarkan; 10. memperkecil".
Artinya: "(Musnad ilaih) yang disifati dimaksudkan untuk: 1. membuka pengertian; 2. menentukan dengan sedikit isytirak atau menghilangkan samar; 3. mencela; 4. memuji; 5. taukid; dan 6. menash (menjelaskan)".
Artinya: "Ulama ahli Ma'ani mentaukidi musnad ilaih dengan maksud untuk:
- menentukan musnad ilaih sekira tidak ada sangkaan lain;
- membersihkan dari sangkaan lupa;
- atau dari sangkaan majaz;
- atau dari sangkaan khusus/menolak sangkaan tidak mencakup umum."
Musnad ilaih dengan isim alam dimaksudkan untuk:
Artinya: "Adapun musnad ilaih dengan isim alam, dimaksudkan:
- supaya hasil/berkesan pada permulaan hati pendengar itu nama orang tsb;
- supaya mendapatkan berkah;
- sebab enak mengucapkannya;
- supaya mendapat perhatian pendengar;
- karena mengagungkan;
- karena menghinakan; dan
- karena kinayah".
Musnad Ilaih itu adakalanya dengan isim ma'rifat atau dengan isim nakirah, sebagaimana yang diterangkan dalam ilmu Nahwu.
Isim ma'rifat itu bermacam-macam tandanya, dan yang akan dibahas dalam bab ini ialah mengenai tujuan dibikinnya dari isim ma'rifat. Sedangkan soal tanda ma'rifat, dibahas dalam ilmu Nahwu.
Artinya: "Adapun keadaan musnad ilaih dima'rifatkan dengan isim dhamir, adalah karena memperhitungkan tempatnya sebagaimana telah diketahui dalam ilmu Nahwu".
Musnad ilaih dengan isim mausul dimaksudkan untuk:
Artinya: "Adapun keadaan musnad ilaih dengan isim mausul, ialah untuk:
- menganggap hebat/dahsyat akan sesuatu perkara;
- mengkonkritkan akan tujuan;
- menganggap jijik dengan menyebut musnad ilaih;
- memperlihatkan kesalahan mukhathab;
- mengisyaratkan pembentukan musnad/khabar;
- menghadapkan jiwa pendengar agar sungguh-sungguh;
- memberi tahu bahwa pendengar belum mengetahui selain silah mausulnya".
- Untuk tafkhim (menganggap hebat), seperti:
Artinya: "Telah menenggelamkan kepada kafir-kafir itu, kejadian yang dahsyat yang menenggelamkan mereka dari laut gelombang besar".
Kalau dikatakan: gelombang besar, kedengarannya tidak sehebat kata-kata tersebut. - Untuk taqrir (mengkonkritkan), seperti:
Artinya: "Dan telah menggoda kepada Nabi Yusuf, yaitu wanita (Zulaikha) yang mana Yusuf berada di rumahnya untuk menundukkan diri Yusuf (kepadanya)".
Dengan kata-kata tersebut, lebih menunjukkan kebersihan/kekuatan mental Nabi Yusuf dari godaan wanita di waktu beliau berada di rumahnya dan lebih positif dari kata-kata: Isteri pembesar atau Zulaikha telah menggoda Yusuf. - Untuk hujnah (menganggap jijik), seperti:
= Telah datang orang yang telah menemuimu kemarin. Dengan maksud orang tersebut adalah jahat atau hina. - Untuk tauhim (menunjukkan kesalahan), seperti:
Artinya: "Sesungguhnya mahluk-mahluk yang kamu sekalian sembah selain Allah, tidak mempunyai rejeki untuk kamu sekalian".
Atau kata sya'ir:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang kamu anggap saudaramu, merasa sembuh dendam hatinya kalau kamu sekalian celaka". - Untuk iima-un (berisyarat untuk membentuk musnad), seperti:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang sombong enggan beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahanam serta hina dina".
Maksudnya: kesombongan mereka itu memasukkan kedalam neraka.
Atau untuk mengagungkan musnad, seperti:
Artinya: "Sesungguhnya Dzat yang mengangkat langit telah mendirikan rumah bagi kita yang tiang-tiangnya lebih baik dan lebih tinggi". Menunjukkan kebesaran dan keindahan rumah itu.
Atau untuk mengagungkan orang lain, seperti:
Artinya: "Orang yang menyetujuimu berhak mendapat kehormatan".
Kata-kata itu menunjukkan keagungan mukhathab dan yang menyetujuinya.
Atau menunjukkan kehinaan orang lain, seperti:
Artinya: "Orang yang menyalahimu berhak mendapat kehinaan". - Untuk taujihus-sami' (menghadapkan jiwa pendengar), seperti:
Artinya: "Adapun yang menggoncangkan daratan itu, ialah kejadian hidup baru bagi seluruh jiwa pada hari kiamat". - Untuk faqdzi-ilmin (memberi tahu bahwa pendengar belum tahu), seperti:
Artinya: "Orang yang memberi makanan kepada kita kemarin, telah datang hari ini pada kita+".
Atau si mutakallim yang belum tahu, seperti:
Artinya: "Adapun mahluk-mahluk yang berada di sekeliling kita yang terdiri dari jin, saya belum mengetahui mereka". Atau mutakallim dan mukhathab pun belum mengetahuinya, ganti saja kalimat dengan .