arti asalnya: Siangnya yang berpuasa. Padahal maksudnya: pada siang harinya dia berpuasa. Asalnya: ,
Contoh lainnya: arti asalnya: penghidupan yang suka. Maksudnya: Penghidupan yang disukai.
Artinya: "Adapun yang kedua. (yaitu majaz aqli), ialah diisnadkan fi'il dan syibihnya kepada mulabasnya (ma'mulnya) yang bukan seharusnya diisnadkan kepadanya (yaitu fi'il bukan diisnadkan kepada fa'il, melainkan kepada maf'ulnya), seperti: = Pakaian yang memakai. Maksudnya: pakaian yang dipakai.
- Contoh dari isim fa'il: asalnya: , lalu diisnadkan kepada maf'ulnya tanpa prosedur yang biasa, jadi = , lalu diubah dari fi'il itu diganti dengan isim fa'ilnya, yaitu dan maf'ulnya didahulukan, jadi = ; asalnya: , lalu diisnadkan fi'il mabni fa'il itu kepada maf'ulnya tanpa prosedur yang biasa, jadi: . Sistim inilah yang dikatakan : majaz. Lalu diubah dari diganti dengan isim fa'ilnya, lalu diisnadkan kepada dhamir jadi .
- Contoh dari isim maf'ul: = Banjir yang dipenuhkan/dilimpahkan. Asalnya: = Telah memenuhi banjir itu kepada tanah lembah. Lalu diisnadkan fi'il itu kepada maf'ulnya, jadi: lalu dibuang fa'ilnya dan diganti dengan maf'ulnya, jadi: . Inilah yang disebut: majaz. Lalu diganti dengan isim maf'ulnya = , lalu diisnadkan isim maf'ul itu kepada dhamir maf'ulnya, jadi = .
- Contoh dari masdar: telah sungguh-sungguh kebesarannya. Asalnya: = telah sungguh-sungguh laki-laki itu pada kebesarannya. Lalu dibuang fa'ilnya, jadi . Inilah majaznya, sebab maksudnya: sungguh-sungguh kebesarannya.
- Contoh dari isim zaman: = Siangnya berpuasa. Asalnya: , lalu dibuang fa'ilnya, jadi = majaznya. Lalu diganti dengan isim fa'ilnya serta memakai dhamir dan dijadikan khabar dari isim zaman itu, jadi: = Siangnya yang berpuasa; padahal yang berpuasa itu orang.
- Contoh dari isim makan, seperti: = Sungai yang mengalir. Asalnya: , lalu dibuang fa'ilnya, jadi = majaznya. Lalu diganti fi'il madhi oleh isim fa'ilnya serta menyimpan dhamir dan dijadikan khabar dari isim makan itu, jadi: , sebab yang mengalir itu air, bukan sungainya.
- Contoh dari sebab, seperti: = Telah mendirikan pemerintah akan sekolah. Asalnya: = Telah mendirikan para pegawai akan sekolah dengan sebab perintah pemerintah. Lalu diisnadkan pekerjaan itu kepada pemerintah, jadi: = Ini majaz.
- Majaz Aqly itu berlaku pula pada nisbah idhafy, seperti: = Telah menakjubkan menjadikannya musim penghujan itu akan sayuran. Padahal yang menjadikannya adalah Allah dengan sebab hujan dsb.
- Pada Nisbah Iqa'iyan (kejadian), seperti: = Janganlah kamu sekalian mentaati perintah orang-orang yang berlebihan. Maksudnya: Jangan mentaati orang-orang yang berlebih-berlebihan.
Artinya: "Adapun pembagian majaz itu dengan menghitung kedua macam (makna hakekat dan majaz) dalam kedua juznya (musnad dan musnad ilaihnya), ada 4 macam tanpa kesulitan".Contoh-contohnya:
- Kedua juznya dengan makna hakekat, seperti: = Telah menumbuhkan musim penghijau akan sayur-sayuran.
- Kedua juznya dengan makna majaz, seperti: = Telah menyuburkan kepada tanah itu penggantian zaman/penggantian zaman itu telah menyuburkan tanah. Arti di sini majaz. sebab arti asalnya menghidupkan. Dan asal arti kemudian zaman, sedangkan maksudnya = penggantian zaman.
- Musnad ilaih dengan arti hakekat, musnadnya dengan arti majaz, seperti: = Musim hujan itu telah menyuburkan tanah. Musnad ilaihnya lafazh , musnadnya lafazh
- Musnad ilaih dengan arti majaz, musnadnya dengan arti hakekat, seperti: = Telah menumbuhkan kepada sayur-sayuran itu penggantian zaman. Musnad ilaihnya lafazh , musnadnya .
- Atau seperti firman Allah: Artinya: "Dan bila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, maka ayat-ayat itu menambah keimanan mereka". Padahal Allah yang menambah iman mereka dengan sebab mendengar ayat.
- = Dia Fir'aun membunuh anak-anak kaum itu. Padahal yang membunuh para algojonya atas perintah Fir'aun.
- = Pada hari menjadikan anak-anak beruban (yaitu kiamat). Padahal keadaan hari itu hanya menjadi sebab beruban, sebab orang-orang mendapat kesusahan yang maha hebat.
- = Wahai Haman! dirikanlah untukku mahligai. Padahal yang mendirikan mahligai itu pegawai-pegawainya atas perintah Haman.
Artinya: "(Bagi kalimat majaz aqli itu) wajib memakai qarinah (yang menunjukkan kepada tujuan yang sebenarnya), entah dengan karinah lafzhiyah atau ma'nawiyah atau karinah menurut adat".
- Contoh qarinah lafzhi, seperti: Artinya: "Telah menjadikan uban di kepalaku berturut-turutnya kesusahan dan keprihatinan, tetapi Allah mengerjakan apa yang Ia kehendaki". Lafazh, qarinah lafzhiyah.
- Contoh qarinah ma'nawiyah, seperti: = kecintaan padamu telah mendatangkan aku padamu. Qarinahnya: mustahil mendatangi kekasih oleh kecintaan, melainkan oleh kakinya.
- Contoh qarinah 'adiyah = Telah menewaskan komandan itu kepada pasukan musuh. Qarinahnya: mustahil menurut adat, seorang diri komandan mampu menewaskan musuh, melainkan oleh pasukannya atas perintah komandannya. Atau seperti lafazh: yang diucapkan oleh yang bertauhid, sebab dia ber'itikad bahwa yang menjadikan sayur-sayuran itu hanya Allah dengan sebab adanya hujan.
No Response to "Majaz 'aqli"
Posting Komentar