Artinya: (Musnad ilaih) dengan isim isyarah, dimaksudkan untuk:
1. | Menerangkan keadaan musyar ilaih, dekatnya, jauhnya atau |
2. | Menganggap bodoh kepada pendengar. |
3. | Atau sangat membedakan. |
4. | Untuk mengagungkan. |
5. | Menghinakan. |
6. | Memberi tahu. |
7. | Untuk lebih mengagungkan. |
1. | Untuk kasyful-hal, seperti: untuk yang dekat untuk yang agak jauh, dan untuk yang jauh. |
2. | Istijhalul-mukhathab (menganggap bodoh kepada mukhathab), seperti kata Farojdag: Artinya: "Itulah bapak-bapakku yang menghimpun keagungan! datangkanlah kepadaku orang yang sederajat dengan mereka wahai Jarir! ka/au kamu mampu mengumpu/kannya kepada kami". |
3. | Untuk tamyiz (membedakan), seperti kata Ibnu Rumi: Artinya : "lni adalah Abu Saqor. Dia menyendiri dalam segala kebaikannya, asal dari keturunan Syaiban yang berada antara pohon bidara dan pohon buah penyamak". Kalimat pohon bidara dan pohon buah penyamak, adalah kalimat pujian orang Arab bagi penduduk kampung. |
4. | Untuk ta'zhim, seperti: Artinya: "Itulah Kitab yang tidak ada keraguan padanya yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa". Berisyarah dengan kalimat "itu", padahal Kitab itu dekat. |
5. | Untuk haththu (merendahkan), seperti: Artinya: "Tiadalah kehidupan dunia ini, kecuali sekadar permainan". Atau seperti = itu pekerjaan fasik semata-mata. |
6. | Untuk tanbih, seperti: Artinya: "Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk Tuhannya dan itulah orang-orang yang berbahagia". |
7. | Untuk tafkhim (mengagungkan), hampir sama dengan ta'zhim, hanya tafkhim itu lebih mengagungkan dari ta'zhim. |
No Response to "Musnad Ilaih dengan Isim isyarah"
Posting Komentar