Hâl ialah isim manshub yang memberikan keterangan keadaan yang samar
seperti dalam contoh: (Zaid telah datang dengan berkendaraan). Lafazh itu menjelaskan keadaan/kedatangan Zaid, jangan sampai ia diduga berjalan kaki. Dan seperti dalam contoh: (aku telah menunggang kuda dengan berpelana); (aku telah bertemu 'Abdullah dengan berkendaraan). Dan lafazh yang menyerupainya.
Hâl tidak akan terjadi, kecuali dengan isim nakirah dan tidak pula terjadi kecuali sesudah kalam sempurna (yakni, hâl itu tidak terjadi pada pertengahan kalam) dan tidak terjadi shâhibul hâl (pelaku hâl), kecuali harus isim ma'rifat.
Maksudnya: Syarat-syarat hâl itu ada tiga macam, yaitu:
- Hendaknya hâl dengan isim nakirah.
- Hendaknya hâl sesudah kalam tâm (sempurna).
- Shâhibul hâl (pelaku hâl) hendaknya isim ma'rifat.
Hâl adalah washf (sifat) yang di-nashab-kan yang berfungsi menjelaskan keadaan yang samar.
Sesungguhnya keberadaan hâl itu dinakirahkan dan pada ghalib-nya (umumnya) diakhirkan (letaknya).
Syarat - syarat haal :
- Isim nakirah
- Sesudah kalam sempurna
- Shahibul haal harus ma' rifat
No Response to "Haal"
Posting Komentar